Cara Sukses Beternak Ayam Bangkok

Ayam bangkok sangat Populer dikalangan ayam aduan. Tetapi sekarang sangat sulit mencari ayam bangkok yang asli. Disini dijelaskan ciri-ciri ayam bangkok asli, dan cara beternak ayam bangkok yang baik

Panduan beternak itik

Dalam beternak itik, ada beberapa sarana dan prasarana sebagai syarat yang harus diperhatikan, antara lain: Persyaratan Lokasi, untuk lebih jelasnya dapat anda lihat disini

Berbagai jenis ayam peternak

Di Indonesia ada berbagai macam jenis ayam yang diternakkan. Dengan berbagai macam kelebihan dan berbagai tehnik cara beternak. Lihat lebih lengkap disini

Jenis Ayam Petelur di Indonesia

Untuk beternak ayam petelur, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan, antara lain: Kandang Iklim kandang yang cocok. Lihat syarat yang lain untuk beternak ayam petelur disini.

Persiapan Sarana Beternak Ayam Petelur

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Anda dapat melihat cara beternak burung puyuh disini

1.11.12

Tehnik Perawatan Ayam Petelur.

Dalam Beternak Ayam petelur, diperlukan ketelatenan dan kehati - hatian dalam hal perawatan. Berikut ini beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam perawatan ayam petelur.


Sanitasi dan Tindakan Preventif

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.

Pemberian Pakan

Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase, starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
  • Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22- 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
  • Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
  • Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1- 21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
  • Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian Minum

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

Fase starter (umur 1-29 hari)
Kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 liter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor; minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

Fase finisher (umur 30-57 hari)
Terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor; minggu ke-7 (44- 50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Cara Memilih Bibit Ayam Petelur

Untuk mencapai produksi telur yang maksimal, diperlukan bibit unggul sebagai calon ayam petelur. Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat.

Ciri - ciri bibit ayam petelur yang bagus

  • Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
  • Pertumbuhan dan perkembangan normal.
  • Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
  • Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
  • Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.

Prestasi bibit dilapangan atau dipeternakan.

Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.

  • Babcock B-300 v
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.

  • Dekalb Xl-Link
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.

  • Hisex white
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.

  • H & W nick
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.

  • Hubbarb leghorn
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.

  • Ross white
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.

  • Shaver S 288
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.

  • Babcock B 380
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.

  • Hisex brown
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.

  • Hubbarb golden cornet
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.

  • Ross Brown
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.

  • Shaver star cross 579
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.

  • Warren sex sal link
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

17.10.12

Sarana dan Prasarana Beternak Puyuh

Dalam beternak puyuh, ada beberapa Saraana dan prasarana yang harus diperhatikan, antara lain:

Syarat Lokasi

  • Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
  • Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
  • Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
  • Bukan merupakan daerah sering banjir
  • Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

Perkandangan

Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.

Kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:

  • Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.

  • Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.

  • Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).

  • Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.

Peralatan

Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.

Seputar Burung Puyuh

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa- Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.

Di Indonesia, peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah


Jenis Burung Puyuh

  • kelas : Aves (Bangsa Burung)
  • Ordo : Galiformes
  • Sub Ordo : Phasianoidae
  • Famili : Phasianidae
  • Sub Famili : Phasianinae
  • Genus : Coturnix
  • Species : Coturnix-coturnix Japonica

Manfaat Dari Burung Puyuh

  • Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
  • Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
  • Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman

Sarana Beternak Itik

Dalam beternak itik, ada beberapa sarana dan prasarana sebagai syarat yang harus diperhatikan, antara lain:

Persyaratan Lokasi

Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.


Pedoman Tehnik Budidaya

Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu Perkandangan, Bibit Unggul, Pakan Ternak, Tata Laksana dan Pemasaran Hasil Ternak.


Syarat Kandang Itik

  • Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
  • Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
  • Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
  • Model kandang harus sesuai dengan umur itik
  • Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen


Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:

  • Kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD.
  • Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok.
  • Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).

Seputar Ternak Itik

Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.


Klasifikasi (penggolongan) itik

Menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
  • Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA
  • Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga
  • Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

Manfaat beternak itik

  • Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
  • Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
  • Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
  • Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
  • Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

13.10.12

Persiapan Sarana Beternak Ayam Petelur

Untuk beternak ayam petelur, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.

Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:

  • Sistem kandang koloni
Satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;

  • Sistem kandang individual
Kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan.

Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:

  • kandang dengan lantai liter
kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;

  • kandang dengan lantai kolong berlubang
Lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan

  • kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang.
Dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

Peralatan

  • Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

  • Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

  • Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

  • Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.

Jenis Ayam Petelur di Indonesia

Di Indonesia ada berbagai macam jenis ayam yang diternakkan. Salah satu yang paling populer adalah ayam petelur. Ayam petelur yang diternak dibagi menjadi dua jenis.

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:


  • Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.


  • Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

Sejarah Ayam Petelur di Indonesia

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.


Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam
liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan
adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.

Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.

25.9.12

Cara membedakan jenis kelamin anak ayam

Jika kita membeli anakan ayam, terutama ayam bangkok.Kita harus benar- benar jeli, karena terdapat perbedaan harga yang jauh antara ayam betina dan jantan, jika ayam tersebut telah dewasa.


Untuk membedakan anakan dibawah umur seminggu memang agak sulit, peternak biasanya melihat dari penampilan, bentuk muka atau jengger anak ayam, anakan yang berkelamin jantan dapat dilihat dari tingkah lakunya yang lebih lincah dibandingkan anakan betina, sikap berdirinya tegak, dan tampak gagah. Cara lain untuk menebak jenis kelamin anak ayam yaitu dengan melihat mukanya, bentuk muka anak ayam yang agak bulat dapat dipastikan jenis kelaminnya jantan, demikian juga bila lehernya tinggi, kemungkinan berkelamin jantan.

Ada berbagai cara dilakukan yang dilakukan peternak untuk membedakan jenis kelamin umur sehari (DOC) sampai umur sebulan. Ada peternak yang membedakan jenis kelamin anak ayam dengan cara melihat jengger, bulu, atau kaki anak ayam. Namun ada pula peternak yang melihat dari kloaka anak ayam untuk menentukan jenis kelamin, dengan metode kloaka ini anak ayam umur seharipun sudah dapat dipastikan jenis kelaminnya, sedikit bagi-bagi tips.

Kloaka (Latin: Cloaca) adalah lubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuk saluran pencernaan, urin, dan (umumnya) genital pada spesies hewan tertentu. Semua spesies burung, reptilia, dan amfibi memiliki kloaka yang digunakan untuk mengekskresikan baik urin maupun feses. Marsupialia dan monotremata juga memiliki satu kloaka, walaupun marsupialia dan beberapa burung memiliki saluran genital yang terpisah. Sebaliknya, sebagian besar spesies anggota mamalia berplasenta dan ikan bertulang keras tidak memiliki kloaka melainkan suatu saluran khusus yang berfungsi seperti kloaka.

Cara ini lebih tepat, tetapi lebih membutuhkan keterampilan dan pengalaman. Segera setelah anakan menetas seleksi kelamin harus dilakukan, paling lambat 36 jam setelah menetas. Pada saat ini anak ayam belum diberi makan atau minum hingga kloakanya belum mengeras dan ini memudahkan seleksi. Selain itu, juga bertujuan untuk mengurangi stres pada anakan. Dari kloaka akan diketahui jenis kelaminnya. Organ kelamin jantan akan tampak kecil sekali, bentuk-nya seperti kepala jarum. Ini dapat terlihat dalam penerangan cukup. Pada anakan betina bentuk seperti itu jarang ditemukan.


Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membedakan jenis kelamin anakan melalui kloaka adalah sebagai berikut:

  1. Anakan yang baru menetas dipegang dengan tangan kanan.
  2. Lehernya dijepit di antara jari tengah dan jari manis tangan kiri.
  3. Perut bagian bawah diraba dengan ibu jari dan kelingking tangan kiri. Bila terasa keras, anus anak ayam diletakkan pada wadah kotoran yang sudah disediakan.
  4. Punggung anak ayam diketuk-ketuk perlahan dengan jari te-ngah tangan kiri hingga kotoran keluar dan jatuh ke penampung.
  5. Bagian bawah lubang anus ditekan dengan ibu jari tangan mengarah ke atas.
  6. Telunjuk tangan kanan juga ditaruh pada anus.
  7. Ketiga jari telunjuk kanan, ibu jari kanan, dan ibu jari klri -digerakkan bersama-sama sehingga anus terbuka dan kloaka bagian dalam menonjol keluar.
  8. Kloaka diamati di bawah lampu dan dikenali jenisnya kelamln-nya. Jika ada tonjolan sebesar kepala jarum, berarti anakan itu jantan.

Sumber: ayam-bangkok-gombong.blogspot.com

Ciri - ciri ayam bangkok asli

Ayam bangkok sangat Populer dikalangan ayam aduan. Tetapi sekarang sangat sulit mencari ayam bangkok yang asli. Dibawah ini dijelskan ciri-ciri ayam bangkok asli, antara lain:


  • Ayam bangkok asli bersuara kokok (kluruk) keras dengan durasi pendek seperti menghentak, berbeda dengan ayam lokal yang umumnya bersuara kokok dengan durasi yang panjang dan mengalun merdu.
  • Ayam bangkok asli memiliki mata yang jernih tanpa ada bercak kehitam-hitaman.
  • Ayam bangkok asli jembel dibawah paruhnya hampir tidak terlihat atau tidak terlalu panjang, sedangkan ayam lokal dibawah paruhnya memiliki jembel yang panjang.
  • Postur body badan ayam bangkok asli umumnya terlihat tegap berdiri seperti burung elang yang sedang berdiri dengan bagian dada yang terlihat gagah, berbeda dengan ayam lokal yang postur tubuhnya pada umumnya membungkuk.
  • Ayam bangkok asli dijaman dahulu umumnya memiliki kaki yang terlihat kekar dengan sisik kaki yang berbentuk seperti duri ada juga yang berbentuk belah dua dengan garis belahan sisik kaki yang terlihat dalam dan umumnya memiliki sisik kaki yang beruas 3 baris atau lebih, Berbeda dengan ayam lokal yang pada umumnya bersisik kaki hanya 2 ruas dan belahan antara ruas sisik tidak terlihat begitu dalam.
  • Ayam bangkok asli umumnya memiliki jari kaki yang panjang-panjang dengan betuk jari kaki yang semakin meruncing, Berbeda dengan ayam lokal yang pada umumnya jari kaki berbentuk tebal dan pendek.
  • Ekor pada ayam bangkok asli umumnya berpostur lurus panjang mengarah kebawah, berbeda dengan ekor ayam lokal yang umumnya melengkung keatas terlebih dahulu.
  • Ayam bangkok asli bila dipenggang dan diraba tubuhnya terasa lebih keras bila dibandingkan dengan ayam lokal.
  • Ayam Bangkok asli memiliki bulu lebih kering bila dibandingkan bulu ayam lokal yang bulunya terlihat seperti basah.
  • Ayam Bangkok asli memiliki bulu berwarna kuning di salah satu bagian tubuhnya (biasanya di paha atau sirip).
  • Ayam Bangkok asli memiliki mental yang tangguh berjuang di arena dengan win or death (dengan kemenangan / dengan kematian) berbeda dengan ayam lokal yang memiliki hobby kabur ketika merasakan sakit karena pukulan lawan. 
Sumber: katurangganayam.blogspot.com